Come in with the Rain

Jumat, 24 Mei 2013

The idea is to pass on kindness..


Energi tidak dapat diciptakan ataupun tidak dapat dimusnahkan, energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain (Hukum Kekekalan Energi - James Prescout)



Saya selalu berpikir, bahwa hidup ini adalah energi.  Dan kehidupan adalah kumpulan energi gigantis yang mungkin bisa menyamai galaksi Milky Way itu sendiri.  Dan seperti hukum kekekalan energi diatas, bahwa kehidupan ini tidak dapat dimusnahkan, hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.  Bukan, saya bukan bermaksud mengatakan saya tidak akan mengalami kematian, karena di kitab suci yang saya yakini pun setelah kita mati, kita akan berpindah kehidupan.  Tetapi ”energi” kita berubah menjadi bentuk tak kasat mata, berada di alam yang tak kasat mata pula, dan akan kekal di tempat baru tersebut.

Lalu teringatlah saya suatu ide dari acara Oprah Show.  Idenya adalah ”to pass on kindness” atau ”meneruskan kebaikan”.  Di acara tersebut diliput orang-orang yang memiliki ide untuk meneruskan kebaikan yang mereka terima kepada orang lain – secara acak.  Yang saya ingat ada salah satu dari pelakunya tiba-tiba memberikan uang USD 500 kepada seorang ibu di belakangnya saat ia mengantri di kasir swalayan.  Ibu yang menerima uang tersebut pastinya kaget dan curiga, tetapi dijelaskan, bahwa ia hanya ingin ”meneruskan kebaikan” karena ia telah menerima rezeki yang mendadak datang.  Yang menarik adalah keajaiban semesta.  Saat si ibu yang menerima uang diwawancarai (oya, acara ini diliput dengan kamera tersembunyi) ia mengatakan bahwa ia sedang mengalami masalah dan membutuhkan uang, dan ia sangat bersyukur mendapatkan rezeki yang tidak terduga.  Dan tentunya ibu ini kemudian mengikuti ide ”to pass on kindness” tersebut dan meneruskan kebaikan yang ia terima kepada orang lain.

Kebayang ngga sih  dengan ide yang seperti itu dan kemudian hidup yang berputar, kebaikan yang kita teruskan pun akan kembali kepada diri kita sendiri.  My friend once said, kebaikan yang kita terima bisa jadi adalah karena rahmat dari Tuhan, atau bisa juga karena kebaikan yang pernah kita lakukan.  So that’s it.  In my belief, there’s been written in Qur’an “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.  Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”  (Az Zalzalah 7-8). 

Ah, tidak, saya tidak bermaksud berdakwah dengan dalil-dalil supaya terlihat seperti orang baik-baik.  Hanya saja, rasanya menyenangkan berbuat baik kepada orang-orang yang tidak kita kenal.  Memberi tumpangan payung ke orang yang berjalan hujan-hujanan di sebelah kita, menawarkan membawakan barang yang kelihatan berat ke kakek-kakek yang berjalan sendirian, dan kebaikan-kebaikan kecil lainnya.  Andai saja dunia dipenuhi dengan kebajikan-kebajikan kecil seperti itu.. 
  
The idea is to pass on kindness, to pass on energy, a good energy, so we –that trapped inside a super massive field of energy – will live in peace and harmony.  So at least, even we’re not gonna live forever, our energy will transform into something good.



Rabu, 15 Mei 2013

I Will ...

a beautiful song by David Foster ft Chris Kirkpatrick


When life seems hopeless
And you're all alone (all alone)
And no-one's there to dry
The teardrops from your eyes
When you can't find a single reason left to try
Baby I will (baby I will)
Baby I will

Tell me the secrets
That you've locked away (locked away)
Confide your deepest fears
That haunt you every day
All of the little things
Nobody else could understand
Baby I will (baby I will)
I will

It's alright
I'll be there
Count on me
Anytime, anywhere
I'll show you love
'Till the end of my life
When no-one else will stand by your side
I will

When all you've counted on
Comes tumbling down (tumbling down, tumbling down)
And there's only emptyness
That nothing seems to fill
And when you can't remember
How to be strong
Baby I will (baby I will)
I will

It's alright
I'll be there
Count on me
Anytime, anywhere
I'll show you love
'Till the end of my life
When no-one else will stand by your side
I will

When no-one else will stand by your side
I will

It's alright
I'll be there
Count on me
Anytime, anywhere (anytime, anywhere)
I'll show you love (I'll show you love)
'Till the end of my life
When no-one else will stand by your side

I'll be standing right by your side
I will






Download this song here

Susahnyaaaa cari lagu ini.. I really love the lyrics, and the melody makes it very comforting.
It always feels like a sweet hug every time i listening this song.

Selasa, 14 Mei 2013

it was in my head when i went home

On my way home i thought
that destiny is always playing tricks on me
it somehow drew my line across yours
then the next thing i knew,
i just keep watching you from the corner of my sight
But then again,
it's just a game of fate
our line was designed only for crossing each other
for i hope it would make a circle
I've been trying to stop questioning why
but sometimes that "why" questions still pop out when I'm alone
Then, i'm just tired
I decided to play this game.

Selasa, 07 Mei 2013

1st Anniversaire


Saking asyiknya, saya sampai tidak sadar kalau sudah satu tahun berlalu semenjak saya membuat blog ini.  Dan masih saja orang bertanya:” kenapa sih lo suka nulis-nulis aneh-aneh?”  , pertanyaan yang hanya saya jawab sambil lalu tapi sanggup membuat saya berpikir, bukan karena sulit menemukan jawabannya, tetapi karena terlalu banyak jawaban yang tersedia.

Tere Liye, salah satu pengarang favorit saya, pernah menulis di fanpage facebooknya, lupa sih kalimat bagusnya bagaimana, tapi intinya “Kalau mau menulis, menulis saja, tidak usah dipikirkan apakah tulisan kita bagus atau tidak, apakah ada yang baca atau tidak, apakah disukai atau tidak, atau lebih parah, apakah akan dijiplak atau tidak.  Terlalu banyak berpikir justru akan menyurutkan niat kita untuk berbagi.”

Jadi, dengan berpegang teguh pada kata-kata itu, saya tetap menulis.  Karena apa?  Here are some of my reasons

a.        I need a “Pensieve”.  Seperti yang dimiliki Professor Dumbledore di ruang kepala sekolah Hogwarts.  He said man will getting old and forget some important memories, sayangnya saya tidak dapat undangan untuk bersekolah di Hogwarts, jadi saya memutuskan untuk membuat “my own Pensieve”
b.      Sama seperti orang yang terlalu banyak makan sampai perutnya penuh dan –maaf- diare, begitulah kira-kira apa yang terjadi di kepala saya.  Too many things inside my mind, yang saya khawatirkan akan merembes keluar dan hanya membaur menjadi udara.  Jadi lebih baik disuarakan dulu kan ya?
c.       Saya menikmati koordinasi antara otak-mata-dan jari saat menulis.  Terutama bunyi keyboard yang berdetak cepat saat ide mengalir deras.  It. Was. Amazing.
Milyaran neuron yang mengalirkan pesan dari kepala sampai ke tangan dalam waktu sepersekian detik, membayangkannya seperti melihat potongan film Mission Impossible yang terkenal – api yang menjalar di sumbu bom waktu dengan theme song nya yang khas, yah kurang lebih seperti itu.

Lalu tujuannya apa?  Kalau mungkin suatu saat akan dijadikan buku seperti Raditya Dika, atau Ika Marissa, atau penulis terkenal lainnya, rasanya masih jauh.  Yang paling saya inginkan di atas apapun -sama ketika saya membaca tulisan orang lain- ketika yang membaca tulisan saya mengalami hal yang sama dengan yang saya ceritakan, mereka akan tahu kalau mereka tidak sendirian.   That will be more than enough.


Long Live!