Come in with the Rain

Jumat, 17 April 2020

New Normal Life

Hari ini adalah hari ke-47 semenjak kasus pertama Covid-19 diumumkan di Indonesia tanggal 2 Maret 2020 lalu.  Angka yang semula hanya 2 orang, hari ini berubah menjadi 5.516 orang yang terkontaminasi positif saat ini, dengan jumlah korban jiwa 496 orang.  Semula kita tidak ada yang mengira akan seperti ini saat pertama mendengar virus ini mewabah di Wuhan-China.  Well, mungkin tidak semua.  Para dokter dan peneliti sebenarnya sudah memperkirakan, tetapi sepertinya pemerintah hanya ingin bermain aman.  Di awal-awal instead of memperingatkan warganya, malah sibuk membuka iklan pariwisata kalau Indonesia aman dan bebas virus, dengan mengeluarkan dana-dana promosi yang besar-besaran.  Mungkin saat ini adalah balasan dari kesombongan saat itu.

Musuh yang dihadapi saat ini sesuatu yang sangat kecil dan tidak terlihat.  Betapa bukti kebesaran Allah, dengan makhluk sekecil itu bisa memporakporandakan kehidupan.  We are adapting to a new normality right now.  Social distancing, work from home, school from home, hygiene and food habit, and everything else's change.  No more social gathering, no more travelling around, even no more religious activities together.  And the frightening things, after the pandemic, there will be likely a global economic crisis, but I do hope it won't be happen.

Awal-awalnya membaca dan mendengarkan semua berita ini menjadi sebuah keharusan, tapi mungkin karena terlalu banyak informasi, akhirnya malah jadi stress sendiri.  Saat ini membatasi diri dari membaca terlalu banyak.  Mendengarkan yang baik-baik.  Belajar banyak hal, dan terutama mensyukuri lebih banyak hal.

Disaat-saat seperti ini, saya yang sering berpikir "hidup gue ya gini-gini aja sih, ga kayak orang lain yang punya banyak hal untuk dibanggain - atau dipamerin 😁 - atau mungkin kayak temen-temen gue yang rasanya udah meniti a dream life deh.. di umur segini udah punya jabatan, atau bisnis sendiri, punya suami/istri plus anak-anak yang lucu, rumah minimalis yang mahalmiris 😄 jalan-jalan kemana-mana pasang foto cakep di IG"  dan sederet ke-iridengki-an saya yang ga ada habisnya.

Tapi benar yang pernah saya dengar di salah satu ceramah "hidup kamu yang rasanya 'gini-gini aja' itu sebenarnya sebuah nikmat, karena Allah menghindarkan kamu dari musibah yang kamu ga tau.."
And that was definitely true..
Siapa yang tau saya bakal kayak jadi orang yang seperti apa kalau dapat semua kemudahan dan kemewahan ya kan.. mungkin bakal jadi kayak cerita Bawang Merah or even worse.

Dan ditengah keterbatasan karena pandemi ini, i really miss my mediocre - normally - nothing so special - life alias hidup yang selalu gini-gini aja..
Bangun pagi, siap-siap ke kantor, pesen gojek ke stasiun, naik kereta yang penuh sesak, judes-judesan sama emak-emak di kereta, ketemu mas-mas kece di stasiun -ups🤭, becanda di kantor, riweuh disuruh-suruh ama bos, makan siang bareng, jajan bubur and bakso di pinggir jalan, kalo habis gajian bisa jalan ke mall, potong rambut di salon, main ke rumah temen trus ngerumpi seharian..
so many little things that now become a luxury things to have..

Dan bersyukur sekali di situasi saat ini bekerja di perusahaan yang membolehkan work from home, dan kalaupun terpaksa ke kantor ada antar jemput karyawan.. sementara masih banyak orang yang tidak mendapatkan fasilitas seperti itu diluar sana.. bersyukur banget walaupun dirumah tapi masih tetap digaji.. bukan lagi dalam kondisi yang kalau tidak keluar cari uang ya tidak bisa makan..
I think Allah really put us in the best time of our timeline..
And my heart and prayer will always be for people who still have to be outside doing their job, to the medical workers, to police officers, to all of us.. we are facing it together..
And I really wish this new normal will end soon..