Saya tidak
pernah menjadi orang yang dikategorikan jago olahraga. Dari kecil, sampai sebesar ini. Dan karena memang tidak dibiasakan
berolahraga dalam keluarga, jadilah saya amatiran yang ala kadarnya. Semasa sekolah, nilai pelajaran paling kecil
pasti ya olahraga itu tadi, atau kalau dulu namanya Penjaskes. Permainan dengan bola-basket, kasti, atau
apapun-pasti kalah. Senam lantai, cuma
dapat nilai penuh untuk memberi hormat di awal dan di akhir. Lempar lembing atau tolak peluru, cuma
bergerak beberapa meter saja dari kaki.
Renang, keburu panik kalau di dalam air tanpa pijakan. Lari, pasti urutan terakhir. Untungnya badan saya tergolong “mungil” jadi
semua orang pasti memaklumi kalau saya tidak mahir berolahraga.
But recently,
setelah saya lulus sekolah dan tidak diharuskan mengikuti pelajaran olahraga,
saya memilih lari pagi sebagai olahraga yang cukup saya nikmati. Walaupun sebenarnya lebih karena alasan
ekonomis dan kepepet. And what I enjoy
most when running: Wind. Merasakan belaian angin yang menerpa wajah
saat berlari itu sangat menyenangkan.
Mungkin seperti itu rasanya merasakan belaian tangan orang terkasih yang
menghapus airmata di pipi. Merasakan
kesejukan yang menenangkan. Lalu, saat
berlari, rasanya dunia pun ikut berlari dalam arah yang berlawanan, memberikan
pemandangan yang indah dan memacu untuk terus bergerak maju. Saat saya memperlambat langkah untuk
beristirahat, saya juga menikmati detak jantung yang bergerak lebih cepat dari
biasanya, dan terasa berdenyut sampai urat nadi. Merasakan kehidupan. Merasakan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar