I’m 27 and I’m proud
of it.
Agak heran sih kalau beberapa orang merasa malu kalau
ditanya umur, padahal menurut saya sih biasa aja deeh..malah terasa keren aja
sudah bisa melewati hidup sampai usia kita saat ini, ya kan..
Dan mungkin banyak wanita yang mulai merasa was-was akan banyak
hal saat sudah memasuki usia 27, I can’t say I never think about it, I do think
a lot, but it kinda wasting time if we just thinking and worrying about
something that might be happen, but there’s also a fat chance that those things
are might not be happen. So why don’t we
just looks good, feels good, and doing good things. I believe if we always keep beautiful things
inside our mind and our heart, we’re gonna be effortlessly beautiful.
I do feel blessed to have such a life until now, it might
not be perfect and easy like anyone else’s, it’s kinda hard sometimes, but I
think I wouldn’t be like I am right now if I never feel that difficulties. And it’s also wonderful to realize that I
have good –yet weird- friends, great sisters, unusual parents, and abnormal
life that always make me laugh at the end of the day.
And in my 27 years of life now, I proudly announce that I
still do these –so called silly- things:
1.
Ngefans berat sama Idol Group JKT48 karena
lagu-lagu mereka yang bersemangat ditambah dengan dance yang bikin tambah
semangat (lagu River-nya cocok banget buat jadi soundtrack pagi hari, dan lagu
Yuuhi wo Miteiruka-nya cocok banget untuk mengakhiri aktivitas di sore hari). Okay, it’s kinda freak I know, dengan lagu
terjemahan yang mungkin terdengar aneh pertama kali, tapi lupakanlah soal tata
bahasa dan dengarkan saja maknanya, it sounds cool actually. Nggak usah dipikirin juga sih mereka lipsing
atau ngga, tapi setiap ngeliat performnya tu rasanya pengen ikutan mas-mas yang
nonton rame-rame bawa lightsticks warna-warni sambil teriak “OY – OY – OY”
!(>.<)! !(>o<)! !(>3<)!
2.
Selalu ngga sabar nunggu manga Yotsuba & !
muncul di situs manga online (karena bukunya susaaaaah dan lammmmaaaa banget
keluarnya) dan selalu berakhir dengan cekikikan sendiri tiap baca chapter
terbarunya, berlaku juga sama komik Hai Miiko yang juga super lama keluarnya. Dan dua komik itu memang segmentasinya untuk
anak-anak, walaupun boleh dibaca semua umur ya..tapi rasanya saya selalu
mendapat lirikan aneh tiap cekikikan ngga berenti-berenti waktu baca 2 komik
itu, but who da*n cares? XD
3.
Pernah jilatin sisa adonan kue bolu / brownies
di mangkuk mixer ngga? Kalo ngga pernah,
asli rugi! XD sisa kocokan mixer dari
telur, terigu, gula, mentega, dan coklat yang masih menempel di mangkuk sama di
spatula setelah adonan itu dituang ke loyang, itu rasanya ajiiiibb
b(^-,^)d cobalah sekali-kali!
4.
Ngga pernah gengsi ambil “potongan gengsi”. Tau dong kalau ada makanan di kantor –di
rumah juga sih - pasti sisa potongan terakhirnya pada ragu-ragu untuk
mengambil. Entah karena takut dibilang
rakus, malu karena ketauan doyan, atau males bawa piringnya ke dapur. Oke pemirsa, kalau saya suka makanannya, saya
akan ambil potongan gengsi itu tanpa banyak cakap, dan bawa piringnya ke dapur,
yah kalo yang ngelirik sambil mupeng sih itu deritanya..siapa suruh pake
gengsi.. XD
5.
Sering lupa kalau lagi mencari suatu kata di
kamus, masalahnya, yang saya lupakan ya kata yang dicari itu. Biasanya terjadi kalau menemukan kata-kata
yang tidak saya tahu artinya, or some strange words just pop inside my head,
bergegaslah saya membuka kamus, tetapi karena mata saya keburu menangkap
kata-kata yang lain – apalagi kalau pakai Oxford Advanced Learner’s yang
pembahasannya banyak plus ada sinonimnya – pasti ada jeda 5-10 menit sampai
saya sadar kalau saya sedang mencari sesuatu karena saya keburu keasikan
membaca kata-kata yang lain, dan akan menghabiskan 5 menit setelahnya berusaha
mengingat-ingat kata apa ya yang tadi saya lagi cari.. ahahaha.. XD I guess I’m bad at handling distraction :p
6.
Dengan hasil IQ test untuk kemampuan spasial
rata-rata hanya 50%, dapat dipastikan itulah penyebab saya sering nyasar
sodara-sodara! I am so bad in
remembering directions, terutama untuk jalan yang tidak saya lewati setiap
hari. Bahkan kalau hanya mengambil rute
terbalik dari yang biasa saya jalani, rasanya pusiiing sekali, it may sounds
‘lebay’ for you, but it’s true. Kalian
mungkin ga akan pernah paham bagaimana ruwetnya bayangan jalanan dan
gedung-gedung berbentuk 3D berputar-putar
di dalam otak saya kalau saya lagi nyasar. So pleaseee..jangan ajak saya main jauh-jauh
yaa.. (>o<)
7.
Kalau kalian menerima uang kembalian yang
ternyata kurang dari abang angkot, apa yang akan kalian lakukan? Apakah kalian
akan diam saja dan mengikhlaskan?
Kalau saya, tangan saya akan diam terjulur
sambil menatap abangnya dan berujar tenang “kurang Bang”. Ini bukan soal keikhlasan Bung, ini adalah
soal hak dan kewajiban. Coba
ingat-ingat, kalau kita bayar kurang 200 perak aja, abangnya pasti
teriak-teriak ngomel, nah kalau kita dikasih kembalian tapi kurang, ya menurut
saya kita berhak dong minta juga, ya tapi ngga usah pake teriak-teriak ngomel
juga sih, nanti kelas kita sama dong kayak abang angkotnya. Hak dan kewajiban harus dijalankan sesuai
dengan proporsinya masing-masing. Pas,
tidak kurang – tidak lebih. Jika kurang
dan atau lebih, rasanya ‘ikhlas’ itu cuma segelintir orang-orang terpilih saja
yang bisa benar-benar melakukannya.
8.
Salah satu teman saya di kantor bilang kalau
saya ini seperti Saipul Jamil, karena kalau dia menyanyikan sebaris lirik saja,
saya pasti akan segera menyambung liriknya sambil berpose ala karaoke dengan
wajah sendu atau dengan dance-dance yang cocok dengan lagunya
(baca:goyang). Yah, apa boleh buat,
rasanya gatal kalau tau liriknya tapi tidak ikut bernyanyi. And I don’t know why I just remember lyrics,
in fact, if I could remember lessons like I remember lyrics, I would have been
a geeeenius. Tidak usah dibayangkan
suara saya sebagus apa, it’s better for you not to hear the truth. XD
Ah, kalau kalian mulai bingung kenapa saya membongkar aib
sendiri, saya hanya ingin kalian tahu pendapat saya, kalau melakukan sesuatu
yang kita sukai, selama tidak merugikan orang lain, bukanlah hal yang
kekanak-kanakan. Seiring pendewasaan
kita karena pengalaman-pengalaman dalam kehidupan, kita akan tahu kapan dan
dimana waktu yang tepat untuk menunjukkannya.
And we usually show “the truly me” if we’re with people we comfortable
with, right? So if you see me doing those things, that means I feel comfortable
enough with you.
And I think, to be grown up doesn’t mean to lose our self
and being a fake person, someone that definitely ‘bukan gue banget’.