Makkah al Mukarramah – Makkah yang dimuliakan. Dalam rangkaian perjalanan umroh kemarin,
kami dijadwalkan berada di Makkah selama 4 hari juga. Kami berangkat dari Madinah di hari keempat
setelah bermiqat di Bir Ali dan berniat umroh.
Perjalanan dari Madinah ke Makkah sekitar 4-5 jam menggunakan bis
rombongan. Kami berangkat dari Madinah
sekitar pukul 4 sore, dan karena sudah briefing sebelumnya bahwa solat Magrib
akan dijamak dengan Isya, kami hanya berhenti tanpa turun di rest area dan bisa
sampai di kota Makkah sesuai rencana.
Tiba di Makkah kami hanya istirahat sebentar dan menaruh
barang-barang di hotel, kemudian langsung bersiap untuk melaksanakan
umroh. Pada waktu melihat jadwal umroh,
saya sebenarnya agak kaget dan waswas, karena di jadwal kami baru mulai umroh
sekitar jam 11 malam, which is itu sudah jam tidur saya dan biasanya kalau belum
tidur saya akan merasa mengantuk dan lelah.. tapi saat itu saya hanya berdoa
semoga dikuatkan dan dimudahkan dalam pelaksanaan umrohnya.
Alhamdulillah selama melaksanakan inti ibadah umroh
tersebut, benar-benar saya merasa diberi kekuatan dan kemudahan, sampai tidak
berhenti menangis karena I don’t think I deserve it. Rasanya semua orang yang diberi kesempatan
solat di Baitullah akan merasakan hal yang sama. Saat itu saya cuma berpikir kenapa bisa
sebaik ini ya Allah, padahal dosa-dosaku begitu banyak.. sampai rasanya berdoa
saja tidak terpikir apa lagi yang mau saya minta.. I’ve already had this much..
it’s more than enough, much more than I deserve..
Dan sebelum saya berangkat, saya mendengar cerita orang-orang
yang sudah pernah berangkat, katanya apa yang kita pikirkan atau ucapkan, pasti
kejadian. Mendengar itu sebenarnya agak
waswas mengingat saya ini suka komentar dan suka berpikir negatif. Makanya sewaktu di Makkah – dan Madinah,
setiap saya mulai berpikir aneh sedikit, langsung mengingatkan diri sendiri
untuk berdzikir. Dan saya mengalami
kejadian itu sendiri. Saya ingat sempat
bergumam sendiri di Masjid Nabawi “pasti bagus banget ya kalau bisa melihat payung-payung
ini kalau lagi dibuka pagi-pagi..”dan besoknya langung dikasih, sambil menunggu
solat dhuha saya duduk di luar dan tiba-tiba payung-payung itu mengembang.. I was
so speechless.
Di Makkah juga saya sempat berpikir saat melihat orang-orang
solat di pelataran Masjidil Haram saat magrib “gimana rasanya ya solat diluar
gini, kan penuh dan ramai .. “ ternyata besoknya kami tidak kebagian tempat di
dalam waktu solat Isya karena berangkatnya telat, dan akhirnya harus keluar
lagi dan solat di pelataran. I was like,
oh this is it, I get what my thought told me yesterday :D
Saya juga ingat sempat berpikir “disini bacaan solatnya
panjang-panjang dan bukan dari juz 30 yang familiar.. padahal pengen banget
denger surat Al A’la atau Al Lail langsung dari imam Masjidil Haram ya..” dan
langsung dibayar tunai besok hari waktu solat Subuh, Al Lail dibacakan langsung
oleh Imam Masjidil Haram. Rasanya seperti
dikasih tau “I hear you and I will give it to you..” Masya Allah ..
Yang paling saya ingat di hari kedua setelah umroh, setelah
Isya Pak Ustadz pembimbing mengajak kami untuk mencoba solat di Hijr Ismail
karena beliau melihat keadaan tidak begitu ramai dan sepertinya bisa kalau mau
coba solat di sana, tapi tidak wajib dan hanya yang mau saja. Hijr Ismail itu adalah salah satu tempat
mustajab dan berdoa atau solat di dalamnya itu seperti solat di dalam Ka’bah. Siapa yang tidak ingin solat di sana coba..
akhirnya saya dan Ibu pun pergi bersama sedikit rombongan, karena memang tidak
wajib dan kami berserah diri sambil berdoa semoga sekali saja bisa diberi
kesempatan ini. Waktu sampai disana
memang tidak terlalu ramai, tapi tetap saja di pintu masuk Hijr Ismail sudah
bergerombol orang yang mengantri. Waktu saya
mengantri, yang ada di pikiran saya cuma doa “Ya Allah, sekali saja.. Cuma sekali
dan sebentar saja, saya tidak akan lama-lama supaya bisa bergantian dengan
orang lain, setelah Ibu saya bisa masuk, ijinkan saya sekali saja, 2 rakaat
saja, even if this is my last time, but I hope it wont be my last time, sekali
saja ya Allah, ingin berdoa di jarak terdekat dengan-Mu..” dan jalan itu
terbuka.. untuk saya, Ibu saya, dan rombongan kecil kami. Walau tetap harus berdesakan, tapi kami semua
Alhamdulillah bisa solat dua rakaat. Kami
semua yang keluar setelah solat penuh dengan air mata. I don’t know what others think, but again, I think
this was too much.. why do I get everything more than I deserve..
Selama di Makkah saya dipertemukan dengan ayat-ayat ini saat
tilawah
“Allah-lah Yang meninggikan langit
tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas
'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu
yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu” ( Ar Ra’d :
2)
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah
(nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku
sangat berat.” (Ibrahim : 7)
“Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Ibrahim:34)
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Ibrahim:34)
I really wish and sincerely prayed
semoga saat itu adalah bukan saat terakhir saya mengunjungi Makkah dan
Madinah. Semoga ada kesempatan lagi dan
bisa pergi bersama orang-orang yang saya sayangi, dan berharap kami bisa
berkumpul bersama di surga nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar