Two things I gave up on 2024 are love and the possibility of this country become a decent one, not needed to be something like a developing or superpower one.
Sejarah akan mencatat tahun ini menjadi tahun runtuhnya demokrasi di negara ini, yang walaupun masih jauh dari demokrasi yang baik, tapi mengingat perjuangan yang dilakukan untuk keluar dari oligarki orde baru 26 tahun yang lalu, menjadi sia-sia kembali dan kita pun akan kembali ke dalam lingkaran oligarki dan kebusukan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang semakin terang-terangan di semua lini kehidupan.
Hilang sudah harapanku memiliki negara yang bisa menjamin kehidupan rakyatnya yang miskin, dan anak-anak sekolah yang harus berjuang menyeberangi sungai dan jarak yang jauh dengan jalanan yang rusak di pelosok sana, dan memberikan kehidupan yang lebih baik kepada mereka.
Hilang sudah harapanku melihat pemerataan pembangunan dan kesejahteraan untuk seluruh rakyat, it's definitely a major bullshit. Melihat betapa rakusnya para penguasa, dan lingkaran penjilatnya yang hanya mementingkan kekayaan pribadi saja, rakyat miskin hanya akan dipelihara kemiskinan dan kebodohannya untuk kepentingan statistik pendukung lima tahunan.
Tidak usah bermimpi menjadi Indonesia Emas, melihat semua yang terjadi hanya menimbulkan kecemasan. Dalam kondisi seperti ini, semua hanya akan berada di survival mode, hanya berpikir bagaimana caranya bertahan hidup, tidak akan berpikir bagaimana untuk berkembang.
Aku tak lagi ingin berdoa agar Allah mengampuni dosa para pemimpin kami, aku hanya berdoa semoga saat negara ini hancur, aku sudah mati saja, I just couldn't watch it.
Tapi aku akan berdoa lebih keras agar itu tidak terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar