Saking asyiknya, saya sampai tidak sadar
kalau sudah satu tahun berlalu semenjak saya membuat blog ini. Dan masih saja orang bertanya:” kenapa sih lo
suka nulis-nulis aneh-aneh?” ,
pertanyaan yang hanya saya jawab sambil lalu tapi sanggup membuat saya
berpikir, bukan karena sulit menemukan jawabannya, tetapi karena terlalu banyak
jawaban yang tersedia.
Tere Liye, salah satu pengarang favorit
saya, pernah menulis di fanpage facebooknya, lupa sih kalimat bagusnya
bagaimana, tapi intinya “Kalau mau menulis, menulis saja, tidak usah dipikirkan
apakah tulisan kita bagus atau tidak, apakah ada yang baca atau tidak, apakah
disukai atau tidak, atau lebih parah, apakah akan dijiplak atau tidak. Terlalu banyak berpikir justru akan
menyurutkan niat kita untuk berbagi.”
Jadi, dengan berpegang teguh pada kata-kata
itu, saya tetap menulis. Karena
apa? Here are some of my reasons
a.
I need a “Pensieve”. Seperti yang dimiliki Professor Dumbledore di
ruang kepala sekolah Hogwarts. He said
man will getting old and forget some important memories, sayangnya saya tidak
dapat undangan untuk bersekolah di Hogwarts, jadi saya memutuskan untuk membuat
“my own Pensieve”.
b.
Sama seperti orang yang terlalu
banyak makan sampai perutnya penuh dan –maaf- diare, begitulah kira-kira apa
yang terjadi di kepala saya. Too many
things inside my mind, yang saya khawatirkan akan merembes keluar dan hanya
membaur menjadi udara. Jadi lebih baik
disuarakan dulu kan ya?
c.
Saya menikmati koordinasi
antara otak-mata-dan jari saat menulis.
Terutama bunyi keyboard yang berdetak cepat saat ide mengalir
deras. It. Was. Amazing.
Milyaran neuron yang mengalirkan pesan
dari kepala sampai ke tangan dalam waktu sepersekian detik, membayangkannya
seperti melihat potongan film Mission Impossible yang terkenal – api yang
menjalar di sumbu bom waktu dengan theme song nya yang khas, yah kurang lebih
seperti itu.
Lalu tujuannya
apa? Kalau mungkin suatu saat akan
dijadikan buku seperti Raditya Dika, atau Ika Marissa, atau penulis terkenal
lainnya, rasanya masih jauh. Yang paling
saya inginkan di atas apapun -sama ketika saya membaca tulisan orang lain-
ketika yang membaca tulisan saya mengalami hal yang sama dengan yang saya
ceritakan, mereka akan tahu kalau mereka tidak sendirian. That will be more than enough.
Long Live!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar