Come in with the Rain

Senin, 30 April 2012

Bermula dari Ngomongin Gondongan di Pantry

Beberapa minggu yang lalu saat istirahat siang, seperti biasa saya menghabiskan makan siang di pantry kantor bersama dengan dua rekan kantor, sebut saja namanya AS dan SR.  Saat itu kami membicarakan teman sekantor yang terserang penyakit cacar.  Dan kemudian obrolan kami pun merambat ke penyakit-penyakit menular lain yang pernah kami derita.  Topik pun beralih ke penyakit Gondongan.  Dan teringatlah saya kenangan saat terserang gondongan saat masih kecil dahulu..

Terlahir sebagai blasteran Jawa - Sunda, saya dibesarkan in a superstitious family - di dalam keluarga yang sangat mempercayai mitos. Nasihat-nasihat turun temurun, kebiasaan, mitos, dan terutama segala hal yang bermula dari kata "pamali".  Saya pun terbiasa dengan segala hal-hal yang sekilas terlihat sangat tidak masuk akal dan mungkin tergolong aneh.  Salah satu hal aneh yang masih saya ingat adalah saya pernah memakai kalung dari nenek-nenek tukang pijit yang - katanya - bisa menggemukkan.  Dan saat kalung tersebut harus dilepas karena mulai terasa sempit, saya harus mandi kembang setelahnya.  Yeaaah..it's kinda spooky i know.. tapi karena saya masih polos dan belum menyadari banyak hal, pengalaman itu justru menjadi pengalaman yang membuat saya berkata "Waaaaoooooowwww..." :D
but please don't think that me and my family believe in other thing than our God, we have our own religion, and what we did is just traditions.  Traditions and religion can never be compared.

Dan teringatlah pengalaman gondongan saya.  Saya mengalaminya kira-kira saat kelas 1 atau 2 SD.  Dan seperti semua orang yang mengalami gondongan, pipi saya pun membengkak dan terasa sakit di leher. Rasa sakit yang menyebabkan saya menjadi sangat lapar karena hanya bisa makan sedikit bubur (T.T)
Dan sayangnya, Ibu saya termasuk orang yang dibesarkan dalam kebiasaan Sunda yang teramat baik, sehingga dokter adalah pilihan terakhir saat itu (untunglah akhir-akhir ini sudah sedikit berubah :p ), and then voila.. Segala resep yang berasal dari kepercayaan pun dimulai.. Daun belimbing wuluh yang ditumbuk, gambir, nasi panas yang digulung di daun pisang dan ditiup-tiup..sampai yang paling ekstrim: Rajah Cina dengan Blau di Pipi!

Buat yang belum tau Blau, itu adalah sejenis bahan yang biasa digunakan di kalangan masyarakat menengah ke bawah untuk memutihkan baju, selain dengan obat cair yang merknya xxxClin.  Bentuk Blau adalah bubuk yang dipadatkan menjadi seperti garam balok, dan digunakan pada bilasan terakhir cucian dengan menghancurkannya di air.

Entah dari mana datangnya kepercayaan itu, tapi yang jelas ketika beberapa resep sebelumnya tidak berhasil, Ibu mengajak saya ke salah satu kios di Pasar Buncit.  Dan - yang entah darimana juga dapat alamatnya - akhirnya saya bertemu dengan Ngkoh2 pemilik kios beras itu.  Setelah berbincang sebentar, Ngkoh X itu mengambil sesuatu di mangkuk dan mulai mengolesi pipi saya dengan cairan di dalamnya. 
Karena saya teramat sangat polos dan tidak tau apa-apa, saya pun hanya menurut dan berpikir apa yang kira-kira dilakukan Ngkoh X itu.  Setelah itu, Ibu mengajak saya mampir di warung baso yang paling enak di Pasar Buncit, dan saya mulai berpikir, apapun yang dioleskan Ngkoh X tadi sangat manjur! Buktinya saya langsung bisa makan bakso, hehe..

Saat pulang dari Pasar, kami naik bus kota untuk sampai ke rumah.  Di dalam bus saya mulai merasakan kejanggalan.  Saya mulai berpikir, kenapa ya semua orang di dalam bus - dan selama perjalanan - memperhatikan saya dengan begitu takjub dan kemudian menahan senyum, was I that adorable? :p
dan ternyata setelah sampai di rumah, saya mengetahui jawabannya saat bercermin:  Pipi saya ada tulisan Cina gede banget dan dari blau pula!! Oemjiiiii.... Pantas semua orang takjub melihat saya, pasti karena saya kelihatan seperti anak vampir yang lepas.. (_ _") ckckck..

Sampai sekarang pun, saya tidak tahu apa yang dituliskan di pipi saya saat itu, dan bahkan saat saya cari di Google pun tidak ada jawaban yang tersedia.  Tapi saya berani jamin cara itu manjur sodara-sodara!  I'm highly recommended for that!
Hidup saya pun berlanjut dengan kebiasaan-kebiasaan dan pamali-pamali lainnya.  And i'm pretty much like it actually (^^#)

Dan balik lagi dari obrolan saya di pantry saat makan siang, yang akhirnya kami akhiri karena jam istirahat dan makanan telah habis, dengan satu pertanyaan retoris dari salah satu peserta obrolan
"Tapi lo kayaknya gondongan tu ya? pipi lo kok jadi tembem begitu?"
hhaaaaahhhh..... #take a very deep breath (-o-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar